Nggak pernah menyangka mencari sekolah anak gini banget ya rasanya. Padahal ini baru playgroup lho! Ternyata tak kalah menguras dibanding mempersiapkan biayanya.
Dulu yang ada di pikiran saya, mencari sekolah itu hanya perlu menyiapkan dana dan sudah tinggal daftar.
Kemudian saya mulai googling daftar sekolah di daerah saya, membaca blog para ibu-ibu yang punya pengalaman lebih dulu serta wawancara ibu-ibu sekitar rumah.
Terkumpullah daftar yang bakal jadi bahan pertanyaan menuju sekolah pilihan,
1. Jarak sekolah dengan rumah
Iya jangan terlalu jauh karena bensin sekarang mahal. Kalau bisa sih yang searah dengan tempat kerja supaya bisa sekalian angkut.
2. Fasilitas
Ruang kelas, kamar mandi, tempat tidur, ruang bermain. Pokoknya kita kelilingi seisi sekolah.
Berapa jumlahnya, lihat kamar tidur : apakah terkena sinar matahari, sprei diganti berapa minggu sekali, satu tempat tidur untuk berapa anak atau setiap anak mendapat jatah satu tempat tidur (sesuai sama tips yang diberi teh Icha di @annisast).
3. Kondisi bangunan
Bangunan baru, tua, kokoh, ada yang retak?
4. Jumlah kelas, siswa dan guru
Kita bayangkan di kita andai diminta momong anak kecil, berapa sih jumlah maksimum yang bisa kita jangkau?
Idealnya, satu mbak maksimal pegang tiga anak (usia dua tahun ke atas).
Semakin muda si anak maka semakin intens pula kan pendampingannya?
5. Akreditasi
Kemarin baca di situsnya dinas pendidikan daerah, yaa ada kolom akreditasi ini.
6. Ijin-ijin
Yang dimaksud adalah surat izin dari dinas. Biasanya pemilik playgroup adalah perseorangan kan yaa?
7. Prestasi yang pernah diraih
Optional sih menurut saya karena meskipun lingkungan sekolah itu berpengaruh tapi balik lagi ke si anak. Tapi kayaknya ini berlaku untuk jenjang yang lebih tinggi deh. Hmm.. Agak bimbang juga saya huhu.
8. Jam
Berangkat jam berapa pulang jam berapa dan apakah fullday atau setelah hari.
Karena setelah tahu jadwalnya kita akan lebih mudah mengkondisikannya. Atau mencari jadwal sekolah yang disesuaikan kondisi kita?
9. Soal makanan
Makanan dari pihak sekolah atau kita sebagai ortu membawakan bekal yaa. Lalu di sekitar sekolah apakah ada pedagang jajanan anak? Balik lagi ke prinsip parenting orangtua, dikasih ijin jajan di luar nggak?
Kalau saya pribadi memang membatasi dalam artian kalau anak jajan harus di bawah pengawasan saya.
Saya sebagai ibu harus tahu dong hari ini dia makan apa saja, makan permen berapa karena saya berusaha disiplin banget bab pergigian.
Biarlah cuma saya yang gagal dapat gigi rapih, anak jangan yaa.. Sakit benerinnya.
Buat saya prestasi deh lihat anak punya gigi putih, rapih. Orang rumahnya pasti disiplin sekali.
Eh, sampai ke gigi.
10. Keamanan
Adakah cctv? Kalau ada bolehkah ortu siswa melihatnya?
11. Daily activity
Yap, kalau saya prefer ke sekolah yang menerapkan laporan aktivitas harian. Biar apa? Biar kita tahu, seharian tadi anak kita ngapain aja, mainan apa yang menyita perhatiannya, apa saja yang dimakan, berapa kali, habis tak? Dan lain-lain..
12. Metode pendidikan
Pakai metode apa ya? Montessori atau blahblah. Sama nggak dengan gaya mendidik di rumah?
13. Kegiatan di sekolah
Saya baru ngeh kenapa anak TK,
playgroup gitu suka ada acara jalan-jalan. Ohh ternyata selain biar nggak bosan juga ada manfaat toh.
Pernah saya tulis di ‘Manfaat Jalan-jalan Bagi Anak.’
Terus di kelas ngapain aja..
14. Biaya
Ini mutlak meski letaknya paling bontot hehe.
Ibuuuuk apalagi yaa?
Seperti biasa selalu ada dua kubu dalam menerapkan pilihan untuk anak, termasuk dalam pendidikannya.
Balik lagi sih ke prinsip dasar ortu. Kalau ada yang pingin masukin anaknya ke playgroup supaya bisa ditinggal tidur dengan leluasa, kenapa nggak boleh? *kok kayak pernah dengar ya impian ini HAHAHA..
Kan kalau ngantuk suka bikin cepat emosi, bisa jadi imbas ke anak. Hufft..
Yang perlu diingat cuma, proses belajar anak adalah melalui bermain.
Aihhh… Udah kebayang rempongnya.
Jadi flashback ke 12thn yll, saat milih PG untuk anak pertama.
Semangat ya mak, you can do it!!