Apa Kabar Resolusi?

Hai, resolusi apa kabar?

Saya termasuk orang yang sebel kalau lihat barang milik saya samaan dengan yang lain. Di dalem beneran terasa ada hati yang luka. Termasuk soal foto di blog.

Gini ceritanya,
Awal tertarik dunia blogging sekitar tahun 2010an-lah.

Tapi ketika itu nggak cinta proses. Ada hal yang lebih menarik minat saya : kerja nyari uang. Sempat saya memandang rendah hobi ini. Di wawancara kerja saya bilang : saya hobi nulis tapi saya harus realiatis *untuk tak menggantungkan hidup pada bidang ini*

Yang ada cuma pingin punya blog kayak si onoh tanpa mau tahu jalan yang bener buat dapetinnya.

Baca : Pentingnya Kelas Blogging untuk
Blogger Pemula

Bukannya blog aduhai tapi tampilan ancur yang didapat! Dan waktu saya pun habis hanya untuk mencoba segala custome template, aneka widget ditambahkan. Saya lupa kalau CONTENT IS THE KING *walau tak absolut*

Hmm, maklum anak bawang yang baru mengarungi biduk kehidupan. Pun jaman dulu internet belum semarak saat ini. Kelas training online belum begitu menjamur. Jadi akses buat dapat ilmu yang bener masih amat minim. Akhirnya saya gulung tikar karena ngos-ngosan. Hahaha.

Nah, balik lagi karena saya nggak suka punya barang yang dipakai banyak orang maka saya juga sebel pas ketemu gambar yang dipakai orla dan itu saya pakai juga di blog. Tapi mau sakit hati juga nggak bisa dilampiaskan ya kan? Nyalahin siapa kan itu juga didapat cuma gratis.

Tapi mau foto pakai undang fotografer juga gedubrak. Belum ada dana.

Oki, saya pun membuat resolusi kecil : mau lebih banyak pakai foto pribadi! Karena saya mikir belum akan melulu menjadi belum selama kita nggak berusaha mengikis sedikit demi sedikit. Olret?

Hal-hal yang kemarin sempat saya lakukan,

1. Follow akun Instagram yang punya gambar ketje.

Coffe anyone? 

Dari situ kita belajar cara meletakkan foto yang enak dipandang, bikin komposisi yang pas endebrei endebrei. Iya di situ kita menimba nyontek ilmu sebanyak mungkin.

2. Sediakan properti pendukung

Entah dengan membeli atau meminjam. Sediakan properti penunjang seperti bunga palsu, notes yang sampulnya lucu, stationary unyu dan semua yang sekiranya cucok.

Hmm bahkan saya ada rencana maling batu kemudian saya kasih cat putih buat difoto. *baru rencana belum berdosa yak*😁

Alas foto bisa pakai kertas asturo atau print aja seperti yang saya baca di sini. Komplit tutorial ada di situ.

Di blogpost ini saya memakai kertas asturo sebagai alas

3. Always ready untuk capture setiap momen

Saya bahkan pernah memfoto anak saya yang sedang demam. Eh, sujud syukur untung kemarin sempat foto. Coba kalau enggak pasti saya harus comot gratis lagi untuk bikinnya, kan nggak ngarep anak kena demam lagi. Hehehe.

4. Terus perbaiki skill. Belajar cara bikin foto yang bagus walaupun njepretnya via kamera hengpon. Plus belajar editnya. Aplikasi untuk edit foto sudah banyak banget yaa di Playstore. Silakan dikulik.

Menurut saya foto bagus adalah foto yang sebisa mungkin terlihat natural

 *MENURUT SAYA LHO YA*

Hmm tidak melulu bergantung pada orla rasanya asyik lho. Cobain deh. Dan kita pribadi pun rasanya jauh lebih puas. *tersenyum lebar

Leave a Comment