Dear Daughter (Anakku Bukan Bayi Lagi)

Dear daughter,

Kamu lucu, tingkahmu menggemaskan. Kadang ibu kadang bapak suka ciumi kamu pas tidur. Baukmu kecut. Ibu suka. Jangan protes ya sampai detik ini ibu masih suka ciumi kamu. Takut keburu kamu dewasa dan risih kalau ibu cium cium.

Sekarang kamu besar, belum dewasa tapi seenggaknya lebih besar dibanding pas kamu masih bayi, 26 bulan yang lalu.

Tingkahmu makin beragam. Kamu sekarang susah disuruh tidur. Kalau tidur dan nggak ditemeni nggak lama kamu pasti bangun.

Kamu sudah besar, seperti itu kamu menyebut dirimu pas ditanya kenapa nggak nenen.

Ibu selalu ingin dekat dengan kamu. Makanya ibu berhenti kerja. Tapi maaf yaa ibu suka uring-uringan kalau mau pergi sendiri dan kamu ngintil.

Ibu lupa pada mimpi ibu. Maaf ya.

Tapi itu hanya sesaat maksudnya, ibu tidak benar-benar pingin menjauh dari kamu. Ibu sayang tapi ibu pingin kamu tahu bahwa bukti sayang tidak selalu dengan raga yang berdekatan.

Ibu mungkin aneh di matamu. Tadi pagi pingin pergi tanpa kamu. Malamnya cemberut pas lihat kamu asyik sama yang lain.

Ah, orang dewasa kadang membingungkan. Di sisi yang lain mereka mengatakan ingin bersama sebagai bentuk rasa sayang.

Jangan pusing, kelak saat kamu dewasa, kamu pasti bisa memahaminya.

Ibu kadang membayangkan besok kalau kamu sudah benar2 besar, sudah memiliki dunia sendiri apakah ibu masih termasuk di dalam duniamu?

Salah satu pesan ibu, beri kasih sayang terbaik saat besok kamu menjadi ibu.

Terbaik tidak harus materi yang melimpah tapi terbaik adalah mengupayakan sebaik mungkin.

Ibu dan bapak sayang kamu, Adinda Keisha Zahra.

Leave a Comment