Eh kok sama ya. Aku juga ga pernah dapet pujian dari suami hahaha. Jangankan dipuji, dukungan pun enggak, dilirik nggak pernah. AHAHAHAAAA.
Rasanya setiap hari cuma dibikin sebel. Diremehin.
Baper? No way yaa.. Krn aku suka nulis jaaaaauuuuuuh sebelum suka dia. Jadi enggak ada yg akan bisa melarangku menulis kecuali malesnya yang datang dari diri sendiri. Huahuahua. Tapi, nggak lama, sih yaa.. Doain nggak lama yaa..
Lagi bingung mau nulis apa ehh teh Icha update beginian. Kok sama yaa.. Ya sudah ku-share dan malah dipanjangin dikit jadi deh blogpost..
Oh Tuhan sungguh maafkan aku atas ketidakberdayaan ini.
*lanjut baca
Lagi bingung mau nulis apa ehh teh Icha update beginian. Kok sama yaa.. Ya sudah ku-share dan malah dipanjangin dikit jadi deh blogpost..
Oh Tuhan sungguh maafkan aku atas ketidakberdayaan ini.
*lanjut baca
Bener ya pujian itu racun karena percuma dapat pujian kalau cuma bikin jalan di tempat. Skill ga nambah karena udah merasa bisa.
Tanpa diremehkan orang terdekat pasti aku nggak akan gerak, berlari untuk ngasih bukti.
Eh, mendadak kangen nulis cerpen. Dulu suka nulis fiksi karena kalau lagi capek di kehidupan yang sesungguhnya larinya ke dunia khayal HAHAHA.
Aku merasa agak pusing sih setiap hari nulis artikel serius terus. Jadi makin ke sini kok makin ngrasa TULISAN APAAN SIH INI.
Eh, ternyata aku bisa lho nulis empat belas hari tanpa putus, minim 300 kata. Dan untuk beberapa lomba blog kemarin malah sempat 800 kata. Wow ini membuatku merasa produktif. HAHAHA.
Dan kalau sudah gini dalam diri ini seolah menghalalkan beli barang incaran sekedar untuk apresiasi diri.
(kuis : hastag apa yang bagus untuk curhat remeh semacam di atas? π΅)
Memutuskan untuk mengurangi ritme menulis aku rasa bukan ide bagus justru ketika kita memberi kelonggaran pada diri itu adalah langkah pertama sebuah kegagalan.
Karena yang akan terjadi setelahnya kelonggaran-kelonggaran. Kan sudah ketagihan huhuhu..
*di aku lho ya
*anaknya suka nglunjak
Dan aku baru tahu bahwa challenge yang aku ikuti di sebuah grup menulis bertujuan untuk membentuk habbit.
Soal kualitas itu bisa menyusul dalam prosesnya.
Hmm gitu sih jawaban yang aku dapat dari buketu.
Hahaha.
Ini bukan jawaban yang berhasil ku tebak. Otakku terlalu cetek ahh untuk menjangkaunya. Wkkwkk..
Jadi, ayok menulis lagi. Menulis terus.
Ohya, setelah aku pikir lagi, soal apresiasi diri rasanya terlalu mevvah jika yang dilakukan adalah belanja barang incaran (untuk keadaan saat ini) lalu dipakai sendiri. Sudah. Tanpa ada tindak lanjut.
Hmm, belanja lalu bikin giveaway sepertinya jauh merupakan ide baik. Haha..
Ditunggu yaa.. Ditungguin dong.. *memelas.
Hahaha … Sama dong kita. Kemarin aku juga mengalami maleees bener nulis. Jangankan nulis. Nengok dashboard blog pun tidak
Ide ada loh
Tapi ya itu deh. Mending diem aja. Emang aku butuh jeda sejenak dari melihat huruf di layar
Bener kak sampai itu gambar sama judulnya asal2an. Mumet. Eneg. π
Bener kak sampai itu gambar sama judulnya asal2an. Mumet. Eneg. π