Elsa Maharani, seorang pengusaha konveksi asal Padang. Kiprah beliau dalam memberdayakan tetangga sekitarnya patut diacungi jempol.
Ide mendirikan kampung jahit muncul ketika Elsa dan suami melakukan perjalanan pulang ke kampung mereka di Simpang Koto Tingga, Ambacang, Kuranji. Selain memberdayakan masyarakat sekitar, harapannya masyarakat bisa memenuhi kebutuhan fashion tanpa harus membelinya di Pulau Jawa.
Berkenalan dengan Elsa Maharani, Berdayakan Perempuan Sekitar Lewat Kampung Jahit
Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. (HR Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
Menjadi pegangan seorang Elsa Maharani dalam membangun bisnis Maharrani Hijab. Awalnya ibu dua anak ini memulai bisnis online dengan menjadi reseller pada tahun 2016. Hingga pada tahun 2019, Elsa memberanikan diri mendirikan brand Maharrani Hijab dengan satu orang penjahit dan satu orang admin.
Dengan modal sekitar 3 juta, Elsa memulai bisnis konveksi. Awal merintis, Elsa mengalami kesulitan terutama dalam menemukan penjahit yang mau digaji sesuai penawaran.
Namun lambat laun, atas kegigihannya, usaha Elsa membuahkan hasil.
Kini Maharrani Hijab sudah memiliki 50 mitra jahit dan 20 orang karyawan. Selain itu sudah memiliki 250 reseller yang tersebar dari Aceh hingga Jayapura sampai ke luar negeri.
Elsa Maharani adalah Penerima Apresiasi Astra Satu Indonesia Awards Bidang Kewirausahaan tahun 2021. Lewat usahanya, Elsa berhasil memberdayakan perempuan di sekitar tempat tinggalnya.
Kebanyakan mereka adalah ibu rumah tangga tanpa penghasilan, perempuan yang berprofesi sebagai pencacah batu kali ataupun asisten rumah tangga dengan upah terbatas.
Saat ini, masyarakat di sekitarnya telah memiliki penghasilan tetap di atas UMR (Upah Minimum Regional) Kota Padang. Tak hanya bermanfaat bagi warga sekitar, bahkan untuk tas bungkus produknya, Elsa memberdayakan narapidana di lembaga pemasyarakatan setempat.
Hal ini tentu selaras dengan dorongan terbesar dari diri Elsa yang ingin memberdayakan masyarakat berekonomi lemah di sekitar tempat tinggalnya.
Perjalanan Hidup yang Menempa Seorang Elsa Maharani
Lahir sebagai anak ke-2 dari 10 bersaudara dengan seorang ayah yang bekerja sebagai PNS golongan bawah bergaji kecil. Kala itu, sekitar tahun 1998 saat badai krisis moneter menghantam Indonesia, gaji sang ayah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan karena dipakai untuk membayar hutang.
Hatinya tergerak untuk membantu perekonomian keluarga, salah satunya dengan membantu sang ibu berjualan kue mangkok keliling kampung.
Elsa juga membawa dagangannya di sekolah. Upaya ini Elsa lakoni bersama sang kakak. Bahkan aktivitas ini membuatnya pernah ditegur sang guru.
Naluri untuk membantu sang ibu ibarat candu bagi Elsa. Ia semakin senang menjajakan beragam dagangan, mulai dari menjual hasil kebun ke pasar, menjajakan hijab ataupun menawarkan sandal dari satu pintu ke pintu kontrakan mahasiswa di sekitar tempat tinggalnya.
Kegigihan Elsa Maharani membuahkan hasil. Elsa berhasil mengumpulkan uang untuk membayar bimbel sebagai persiapan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Tak cukup sampai di situ, Elsa juga bisa membayar SPP dan membiayai kebutuhan bulanannya semasa kuliah.
Lewat Maharrani Hijab, kini Elsa ingin menggapai impian baru yaitu menjadikan kelurahan Ambacang, lokasi dimana usahanya berada menjadi kampung jahit dan membuka 1000 lapangan pekerjaan.
Impian tersebut semakin dipermudah oleh bantuan modal Rp 60.000.000 dari Astra Satu Indonesia Awards.
Sumber foto :
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/15/05300071/kisah-elsa-perjuangkan-kampung-jahit-di-padang-modal-nekat-berbuah-omzet?page=all#page2
Astra Satu Indonesia