Menikmati Lukisan Siswa dalam Visual Arts Exhibition 2024 di Yogyakarta Independent School

Pameran seni

Setiap anak yang lahir, memiliki keistimewaan dan keunikan yang tidak sama. Namun tak sedikit manusia dewasa yang saya temui menuntut mereka untuk menjadi sosok yang masyarakat luas inginkan. 

Tapi tahu nggak sih, tuntutan penuh intimidasi seperti itu tidak saya lihat ketika mengunjungi Yogyakarta Independent School (YIS) lho! Sebagai satu-satunya sekolah internasional di Yogyakarta dengan kurikulum IB, anak bebas menjadi dirinya sendiri dengan beragam potensi yang ia bawa sejak lahir.

Pada hari Jumat, 19 April 2024 lalu, saya berkesempatan mengunjungi YIS yang ternyata sedang mengadakan event rutin tahunan yaitu “IB Diploma Programme Visual Arts Exhibition” sebagai bagian dari ujian akhir siswa kelas 12.

Kemarin merupakan kunjungan ke-2 saya, pada kunjungan sebelumnya saya langsung dibuat kagum dengan suasana belajar, keramahan serta keceriaan anak-anak. Pada kesempatan ini, ternyata perasaan kagum masih memenuhi dada. Apalagi setelah berbincang dengan ibu Yani selaku perwakilan yayasan yang menyambut hangat kedatangan saya. 

Nah, sebelum menceritakan apa saja yang saya lihat pada event tersebut, kenalan lebih dulu yuk mengenai program belajar yang ada di YIS.

Program Belajar Yogyakarta Independent School (YIS)

Kurikulum IB

Yogyakarta Independent School yang berlokasi di Jalan Tegal Melati 1, Jombor Lor, Sinduadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki program belajar:

1. Early Years Programme, yang terdiri dari: Preschool, Kindergarten A, dan Kindergarten B

2. Primary Years Programme, yang terdiri dari: Grade 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

3. Middle Years Programme, yang teridir dari: Grade 7, 8, 9 dan 10

4. Diploma Programme, yang terdiri dari: Grade 11 dan 12

Semua jenjang pendidikan menempati satu area sehingga memungkinkan siswa yang lebih junior berinteraksi dengan kakak kelas yang senior.

Kurikulum yang dipakai YIS adalah IB (International Baccalaureate) yang juga dipakai oleh banyak sekolah di dunia. Artinya, murid-murid YIS yang ingin melanjutkan pendidikan di universitas luar negeri tinggal meneruskannya sehingga tidak memerlukan ujian masuk.

Nah, Visual Arts Exhibition merupakan bentuk ujian akhir dari IB Diploma Programme. Kurikulum IB memang lebih banyak praktek dengan obyek nyata. Hal ini tentu menjadi kelebihan tersendiri karena siswa akan lebih mudah memahami suatu materi.

Ada Apa Saja di Visual Arts Exhibition 2024? Berikut Rundown Acara-nya

Visual arts exhibition 2024

Sebagai tugas akhir yang wajib dilakukan setiap siswa grade 12 sebelum melanjutkan ke universitas, setiap murid akan menghadirkan karya terbaiknya. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC.

Selanjutnya kata sambutan dari kepala sekolah YIS, bapak Elia Nugraha Ekanindita selaku YIS Principal yang dilanjutkan dengan kata sambutan dari pak Herly Setiawan sebagai MYP and DP Visual Art Teacher.

Sebelum pemotongan pita yang diteruskan dengan pameran, terdapat sepatah dua patah kata dari penampil pameran yaitu Jonathan Alexander Calvin Pristiwanto, Mohammad Aqeela Sakha dan Priyanka Munesh Panjabi.

Apa Saja yang Ditampilkan dalam Visual Arts Exhibition?

International School

Pameran seni di YIS

Karya seni milik Calvin berjudul ‘CRACK’. Berdasarkan deskripsi pada karyanya, Calvin bercerita tentang pandangannya mengenai kehidupan sekolah yang penuh pertanyaan dan pencarian identitas diri. Di sini, Calvin memang bercerita banyak tentang pencarian jati diri hingga mental health.

Lukisan kapal

Aqeela, sosok misterius yang tidak banyak bicara. Meski begitu, karya seninya cukup membuat saya kagum karena sangat menarik perhatian.

Dalam kesempatan ini, salah satu siswa bernama Priyanka Munesh Panjabi bercerita banyak mengenai proses kreatifnya saat menyelesaikan 7 tugas akhirnya. 

Masing-masing lukisan diselesaikan dalam waktu 12 hingga 24 jam. Bahkan ada yang memakan durasi hingga 48 jam lho! 

Gadis yang mengidolakan sosok Frida Kahlo ini mengatakan memperoleh inspirasi dari perasaan-perasaan yang ia alami dan proses penerimaan dirinya. Yap, senada dengan kalimat yang sempat Pri -panggilan akrabnya- ungkapan saat melakukan sambutan di awal acara. 

Lukisan pantai

Kesendirian pada sebagian orang dianggap menjadi sesuatu yang menyedihkan padahal kesendirian bisa membawa makna sebaliknya.

Merupakan salah satu makna dari lukisan pertama yang Priyanka hadirkan. Pesan tersebut diekspresikan lewat bangku kosong yang ada di tepi pantai.

Berpindah pada lukisan berikutnya dengan nuansa earth tone karena didominasi warna coklat, sebuah tanaman di dalam pot yang bila dilihat dari jauh akan terlihat sempurna. Namun bila didekati kita akan melihat retakan samar di bagian pot. Semacam perasaan tidak menyenangkan setelah terlibat perselisihan dengan seseorang yang kita cintai. 

Pada lukisan ini, mungkin kita akan dibuat gagal fokus dengan teks yang berbunyi “Don’t Look At Me” Yap, setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya. Saat berinteraksi dengan orang lain, sebaiknya kita tidak terlalu fokus pada retak yang dimiliki. 

Setelah menerima diri sendiri melalui beragam kisah panjang, penerimaan bisa diwujudkan dengan merawat pemberianNya. Tak heran jika Priyanka kemudian membuat lukisan berbagai produk skincare dan make up dalam warna-warna pastel yang manis. 

Menerima bukan berarti tidak merawat. Justru dengan merawat akan membuat kita merasa lebih baik sehingga bisa menjalin hubungan dengan orang lain dengan perasaan lebih nyaman. Terbukti pada lukisan selanjutnya, gadis supel ini melukis dua pasang sepatu yang terinspirasi dari potret pribadi di ponselnya.

Setiap karya siswa, baik Priyanka, Calvin maupun Aqeela dibuat melalui proses panjang. Semua dimulai dari 0, mulai dari menemukan tema besar yang akan mereka bawa hingga menjadi karya apik untuk ditampilkan. Siswa juga tidak boleh melukis karya orang lain lho, sebab originalitas merupakan salah satu nilai yang dijunjung. 

Yap, itulah sekelumit cerita mengenai kesan saya saat berkunjung ke Yogyakarta Independent School. Untuk semua siswa grade 12, sukses ya! Selamat menempuh kehidupan di universitas tujuan. 

0 thoughts on “Menikmati Lukisan Siswa dalam Visual Arts Exhibition 2024 di Yogyakarta Independent School”

  1. Bakat yang luar biasa nih, terlihat pada kemampuan siswa2 YIS dalam menuangkan karya mereka. Bahkan dalam sekali loh filosofi yang terkandung pada lukisan yang terlihat di atas tadi. 'Don't look at me'…. pesan secara tidak langsung nih bagi orang2 yg terbiasa 'menguliti' orang lain tanpa berusaha introspeksi terlebih dahulu.

    Reply
  2. Terpukau dengan Yogyakarta Independent School (YIS).
    Karena menjadi salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum Internasional IB (International Baccalaureate). Sehingga bisa menjadi solusi bagi anak-anak yang minat belajarnya tinggi dengan rasa curiosity yang senantiasa diasah melalui aktivitas sehari-hari.

    Reply
  3. Keren banget emang kalau sekolag internasional kayak Yogyakarta Independent School (YIS) ini. Soalnya mendukung perkembangan anak sesuai minta dan bakatnya. Dah gitu satu-satunya sekolah internasional di Yogya dengan kurikulum IB. Saya suka lukisan yang perahu terakhir kak. Warnanya segar

    Reply
  4. Menarik sekali ya ada Visual Arts Exhibition, pasti para siswa dan orang tuanya semangat banget. Keren sih Yogyakarta Independent School. Menariknya lagi ada value positif yang ditanamkan ke anak sejak dini yaitu menghargai sebuah karya dengan menjunjung originalitas… Patut dicontoh oleh lembaga pendidikan lain nih..

    Reply
  5. Waaaah, kegiatan seperti Visual Arts Exhibition 2024 ini perlu diperbanyak lho, dan sasarannya menurutku bagusnya di mulai sejak anak-anak juga ya. Cara ini akan mengasah bakat seni anak-anak sedikit mungkin dan ini bagus untuk ke depannya. Hidup tanpa seni tak akan berwarna, kan?

    Reply
  6. Setuju sekali, Mbak. Anak-anak masing-masing punya keinginan tersendiri. Hanya kadang orang tua menuntut anak jadi ini jadi itu.
    Makanya bagus sekali ini pameran visual dari Yogyakarta Independent School yang mengekspersikan lukisan anak secara bebas.

    Reply
  7. Di zaman sekarang serba AI, kreativitas tuh tidak bisa digantikan oleh mesin & robot. Bangga pada Yogyakarta Independent School yang memberikan peluang menampilkan karya visual pada murid-muridnya. Keren…

    Reply

Leave a Comment