Alasan menulis blog versi holatami.com.
Menulis blog mungkin terdengar membosankan bagi sebagian besar orang. Apalagi didukung perkembangan teknologi yang canggih seperti sekarang sehingga ada banyak alternatif seperti menonton video hingga live streaming yang tampak lebih asyik dibanding membaca narasi panjang blog.
Toh dari menonton, setiap orang juga mengalami proses belajar. Nggak sedikit kan orang yang akhirnya bisa masak hanya dengan menonton video masak. Contohnya diriku, yang udah bisa masak topping mi ayam ala abang-abang setelah nonton video-nya Willgoz ahaha..
Tapi satu hal yang kerap dilupakan orang, hasil akhir berupa film yang enak ditonton, iklan yang menarik hati, rata-rata berawal dari ketrampilan seseorang dalam menjalin kata.
Orang yang mengawali karirnya atau memiliki kemampuan ‘menulis’ akan bisa tampil matang dengan kemampuan menyampaikan pesan melalui kalimat yang terstruktur, enak didengar, padat berisi, mudah dipahami alias nggak mbulet.
Teman-teman ingat nggak fenomena food vlogger yang dijadikan bulan-bulanan beberapa waktu lalu? Bahkan kejadian ini sampai melahirkan karya sindiran dalam bentuk meme. Kalimat yang mereka pakai sama, itu-itu saja, seolah sudah ada template-nya jadi tinggal pasang.
Bisa jadi lho karena mereka tidak menguasai teknik menulis dimana seseorang akan dilatih mengolah rasa, dituntut berfikir hingga mencari jawaban 5W+1H.
Jadi pengalaman personal yang disampaikan ya sebatas, ‘rasa pisangnya tuh pisang banget enaknya sampai nggak bisa diungkap oleh kata-kata,’ tanpa ada improvisasi lebih lanjut, mungkin saking nggak punya kosa kata.
Bagiku menulis adalah sebuah kegiatan menyenangkan. Seingatku, aku mulai suka menulis secara nggak sengaja.
Waktu kecil aku mengidolakan salah satu artis. Nah, kebetulan ada rubrik tentang surat untuk artis di sebuah majalah, boleh berisi pengalaman memburu artis idola hingga punya pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada sang artis.
Walau enggak tahu bagaimana nasib surat cintaku tersebut, tapi dari kegiatan menyampaikan uneg-uneg melalui surat aku merasa, ‘eh nulis nyenengin juga ya sekaligus susah ternyata. Haha.’
Meski menulis di blog adalah salah satu impian semasa sekolah tapi nyatanya impian tersebut sempat terkubur.
Nah, sekitar 3 tahun lalu aku dihubungi oleh temanku. Ia menanyakan kabar sekaligus hobi menulisku. Melalui dirinya aku mengenal dan bergabung bersama komunitas menulis di Facebook.
Alasan Menulis Blog Versi holatami.com :
- Sebagai ibu baru, aku merasa seribu pertanyaan hadir di kepala. Tidak menemukan jawaban yang klik di hati, aku mencoba menulis blog pribadi. Berawal dari keinginan mengabadikan momen agar kelak bisa dibaca si kecil, hatiku sedikit berharap, semoga aku bisa menjadi teman bagi orang lain yang mungkin sama-sama di posisi sebagai ibu baru yang serba bingung, tapi tujuan kita sama pingin memberi yang terbaik untuk anak.
- Menulis merupakan terapi yang membuat lega karena perasaan yang memenuhi kepala akhirnya bisa dikeluarkan secara positif.
- Menulis membuat kita mampu melihat pola pikir kita sendiri sehingga kita bisa merombak apa yang sekiranya kurang tepat. Plus bersyukur pada perkembangan yang kita miliki. Hal ini bisa dilihat dengan membaca ulang postingan lama di blog.
- Menulis melatihku berfikir runut, mencari data di balik ‘katanya’ hingga melatih kemampuan bahasa verbal karena kelemahnku memang mengutarakan maksud yang mudah dipahami orang lain secara lisan.
- Menulis adalah kegiatan produktif, aku bisa mendapat honor yang bisa kugunakan untuk menabung dana pendidikan.
- Menulis memungkinkan aku untuk tahu lebih banyak hal. Menjadi seorang blogger membuatku menemukan banyak orang dengan ragam kisah. Aku mengenal mereka dari komunitas-komunitas yang biasanya mengadakan kopdar. Aku belajar banyak karakter dan mendapat banyak pengalaman dari kegiatan tersebut.
- Menulis sebagai praktek manajemen waktu dan memilih prioritas. Nggak jarang aku harus bangun jam 3 demi bisa nyicil tulisan karena siang hari pasti disibukkan dengan urusan anak.
- Menulis memberi kepuasan terutama setelah bisa memenuhi target. Sebagai ibu-ibu yang haus ‘pengakuan’ 🤣 rasanya puas lho saat kita berhasil mengalahkan deadline apalagi dengan beragam tantangan yang menghadang, seperti anak yang maunya sama ibu terus.
- Menulis bak petani yang harus sabar berproses sebelum panen. Ide yang digali, membaca berbagai riset yang memperkaya isi, menulis draft, hingga pada akhirnya menjadi satu karya utuh siap lahap. Bahkan dari tulisan yang malu-maluin hingga pede menawarkan karya tersebut di hadapan klien. Semua berproses.
- Menulis membuatku sadar bahwa upgrade skill itu penting. Soal cara upgrade skill menulis, rasanya nggak asyik sebelum membicarakan kendala ya..
Kendala Menulis yang Pernah Kuhadapi
Menulis Bekerja dengan Otak, Ketika Otak Mogok Kerja
Bukan laptop yang tiba-tiba mati atau sementara harus menulis di handphone yang biasanya jadi halangan terbesar. Toh, warnet sebelah masih buka. Justru ketika otakku rasanya macet karena terlalu diforsir untuk memikirkan banyak hal dalam waktu bersamaan.
Alhamdulillah sebosan-bosannya dengan kegiatan ini, aku tetap bisa menemukan jalan untuk kembali tsah, tapi ya tetep beberapa kali aku merasakannya.
Belum lama ini aku mengalaminya. Setelah melakukan (((tinjauan ulang))) pada jadwal harian, aku pun mengubah strategi.
Melalui kejadian tersebut, aku sadar bahwa memberikan otak jeda dari kegiatan menulis itu sangat penting.
Tak usah muluk-muluk, caraku adalah cukup dengan menikmati setiap pekerjaan domestik yang mesti aku lakukan.
Ngelap kaca, ya udah, kaca dilap dengan teliti, nggak usah buru-buru atau grusah-grusuh pingin selesai. Wqwq. Atau bisa juga sih dengan berkebun, siram-siram tanaman, lihat yang hijau-hijau, ahaha.
Tak disangka rasanya lebih ringan. Secara nggak sadar beberapa waktu berikutnya aku mendapatkan job yang menuntut kemampuan tersebut, harus menyelesaikan banyak deadline dalam waktu terbatas.
Burn out otak yang membawa hikmah.
Tentang Honor Menulis dan Segala Peraturan tak Tertulis
Honor yang ‘sedikit,’ tidak memiliki aturan jelas dan seolah nggak sebanding dengan apa saja yang sudah dikeluarkan.
Ngomongin honor sepertinya sudah menjadi rahasia umum ya. Dibanding jenis pekerjaan lain, mungkin honor menulis itu tidak sebanding dengan apa saja yang telah dikeluarkan.
Tapi, kadang bukan soal besar kecilnya honor yang diterima tapi seberapa besar pengalaman yang bisa kita petik.
Masalah Kesehatan
Gara-gara aktivitas menulis yang lumayan jor-joran aku harus merasakan ganglion di punggung tangan kanan yang dipicu oleh kebiasaan melakukan kegiatan yang sama secara berulang, yaitu ngetik. Punggung pun terasa sakit sampai nggak bisa bergerak bebas karena posisi duduk yang keliru, minim gerak, keasyikan nulis. Mata kering keseringan fokus di layar gadget.
Dari kejadian kurang menyenangkan tersebut intinya bikin diriku tobat untuk tidak mengulanginya. Bagaimanapun hidup memang harus seimbang.
Pengalaman Berkesan Seputar Kegiatan Menulis
Karya yang Diakui
Skenario dan puisi karyaku berhasil memenangkan hati ibu guru. Skenario drama kelas bisa memancing tawa teman-teman sekelas. Puas lah melihatnya, tentu hal ini juga berkat peran temanku yang totalitas sekali dalam berlakon.
Uang Honor yang Hilang
Pembuktian pada Suami
Salah satu proses yang berat ya mendapat restu suami. Tapi aku keukeuh karena tujuanku positif dan jelas.
Jadi ingat dulu belum punya laptop, nah aku selalu ke warnet karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Baru juga sampai di warnet, telpon suamiku masuk minta aku segera pulang karena anakku tiba-tiba bangun dan nangis kejer nyari ibunya.
Tapi kalau sekarang Alhamdulillah suamiku udah baik banget, mungkin karena aku juga udah bisa kasih bukti kalau pekerjaanku ini nggak hanya buang-buang waktu.
Baca juga : Pengalaman Pertama, Traktir Suami dari Honor Menulis.
Cara Upgrade Skill Menulis :
Tentu selain meluangkan waktu untuk menulis, baca buku secara rutin, kita bisa ikut beragam kelas untuk upgrade skill, contohnya seperti kelas SEO
Nah, tepatnya pada tanggal 1 September kemarin, aku ikut kelas daring Growthing.id dan kelas perdana semalam diisi oleh mba Monica Anggen.
Salah satu penulis best seller Indonesia yang juga menulis blog.
Fakta menariknya, mba Mon (panggilan sayangku) mengisi kelas plus menjawab semua pertanyaan, semuanya dilakukan sambil dibonceng motor. Haduh suaminy, bgt ya, totalitas sekali mendukung. Eh, jadi ngomongin mas Pewe sih 😁
Selain mendapatkan beragam trik yang selama ini digunakan mba Mon sebagai proses kreatif dalam menulis, aku juga dapat pelajaran penting banget terkait hidup tsah.
Sama seperti mba Mon, pendidikan tinggi merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan akan membentuk pola pikir (juga) rutinitas seseorang. Jadi kurang setuju sama ungkapan ‘alah ngapain sekolah tinggi2 kalau ujung-ujungnya kerja nggak jelas gini.’
Yah karena siapa yang jamin sekarang kamu punya mimpi nyekolahin anak, sekuat itu memperjuangkan uang sekolahnya kalau sebelumnya nggak makan bangku sekolah.
Siapa yang jamin kita bisa punya pikiran ‘soal mempersiapkan masa depan’ kalau dulunya kita nggak sekolah. Sekolah itu nggak bakal sia-sia kok.
Dan, kebiasaan membaca yang merupakan kunci pengetahuan. Nah, kan kebetulan sekali, sebelumnya anakku tiba-tiba bilang kalau dia nge-fans sama Maudy Ayunda. Senada dengan kebiasaan membaca yang ingin aku tanamkan padanya, Maudy kan juga suka baca.
Tips Menghasilkan Uang dari Menulis
Tips monetisasi berikut lebih ke kiat-kiat berdasar secuil pengalamanku yaa..
- Kamu bisa menjadi blogger atau mungkin sekaligus sebagai freelance writer di media online. Kebetulan aku sudah menjalani keduanya hampir 3 tahun ini. Meski ada dukanya seperti yang kusebutkan di atas tapi buanyak banget kok sukanya. Kadang-kadang kita memang tidak mendapat uang dalam jumlah banyak atas apa yang kita kerjakan. Tapi pengalamannya itu lho, tidak bisa dinilai dengan nominal karena biasanya tentang pola pikir yang berkembang. Pengaplikasiannya pun tidak hanya untuk kegiatan menulis. Next aku pingin bikin artikel tentang ini secara terpisah. Cara mendapat info tentang job bagi blogger bisa didapat dari gabung di berbagai komunitas menulis dsb.
- Upgrade skill serta punya goal. Mungkin bikin terharu ya saat nggak punya laptop terus dibela-belain ke warnet biar bisa nulis. Tapi kalau dari kitanya enggak tergerak punya laptop ya mungkin akan banyak waktu yang hilang percuma. Beli laptop, caranya dengan jangan lelah belajar agar kualitas kita semakin baik. Cuan otomatis mengikuti. Goal wajib ada saat kita melakukan sesuatu.
- Peka dengan tren, karena berhasil tidaknya seorang penulis berasal dari bagaimana si penulis tersebut mengembangkannya.
sumber gambar freepik.com
Aku sukaa sama blognya mba Tami. Clean. Enak dibaca fontnyaa.
Nulis di blog memang bikin hati seeneeeeeeenggg 😍😍😍 sukses terus yaaaa mba Tami
Kalau saya mah menulis dengan heart and mind jadi tulisan akan menemukan jati dirinya dengan sesuai kaidah 5w + 1h
Setuju..pantaskan diri, ikut komunitas dan terus menulis konsisten..semangat mbak..
Kalau saya mah menulis dengan heart and mind jadi tulisan akan menemukan jati dirinya dengan sesuai kaidah 5w + 1h
Uang honornya hilang mbak, kok bisa? tidak diberikan gitu honornya atau gimana? Moga lancar ya ikut kelasnya. Semangat
Halo Mbak…semangat terus menulis yaah. Aku sih kayak ada yg kurang nih kalo belum ngeblog. Kalo engga nulis yaa utak-atik optimasi artikel lama aja…
Benar sekali mbak, menulis adalah terapi yang membuat kita lega. Ini saya alami sendiri. Saat ada masalah saya tuliskan semua yang saya rasakan. Setelah itu perasaan saya menjadi lega dan jauh lebih tenang
Ini kok rasanya kaya baca tulisan tentang diri sendiri. Sama semuanya lho mbak. Kecuali part nulis ke warnet. Sekarang sih aku senam jempol aja gara2 susah nulis pakai laptop.
Karna emang suka, mau dibayar atau nggak ya hayuk aja. Asal semua uneg2 di kepala ini tersalurkan dengan baik.
Bener banget alasan menulisnya. Kalau buat aku sendiri, menulis itu cara cara membentuk konstruksi pikirku. Yang tadinya pikiran di otakku berantakan banget, pas ditulis dia jadi lebih terstruktur dan aku menyadari kesalahan-kesalahanku dalam berpikir. Dan juga buang pikiran di otak, karena aku orangnya sebneernya rada ansos, haha
Sama Mba aku juga awalnya nulis untuk healing therapy. Buangin sampah di dada hahahhaa. Abis itu ketagihan nulis di blog dan berakhir jadi penulis buku. Sekarang ngeblog lebih untuk happy-happy. Hehehe. Keep writing Mba, tulisanmu makin renyah kek rempeyek udang 😁
Mbakkk tamm.. penasaran uang honor nulis sebulan ilang gimana ceritanya.. tulisin juga dong di judul lain.heheww
Semua alasan mba tami nulis blog juga aku rasain.. banyak manfaatnya..minimal kita upgrade skil lah. Inget dlu pas sekolah aja aku ga suka pelajaran nulis, bahasa sldan sebagainya. Eh skrg kok malah tiap hari kerjaan nya nulis..wkwkw
Waahhh lengkap banget Mba.
Banyak banget ya pengalamannya, saya juga pengaruh di kesehatan gara-gara ngeblog.
Kadang punggung sakit, mata makin buram, hahaha.
Yang paling sering itu adalah, ujung jari saya sakit banget kalau nyentuh keyboard.
Tapi memang, no pain no gain sih ya.
Dilakonin aja, tentunya dengan balance juga.
Kalau menulis saya gak banyak alasan berarti sih
Mungkin saya karena karena saya suka banget nulis, makanya menuliiisss aja mulu tiap hari, hahaha.
Oh ya btw, krisannya, mungkin point-poinnya bisa di bold Mba, jadi pembaca lebih mudah mengingat poin-poin yang Mba tulis.
Keep spirit yaaa 🙂
Iyaaa..pendidikan setinggi apapun ngga akan "ngga berguna" buat apapun mba.. bahkan misal punya Ph.D kemudian jd ibu rumah tangga, maka dia bisa mendidik anak dengan cara lebih berisi dibanding saat dia, orang yg sama, belum memiliki Ph.D 😊
Aku nulis blog buat berbagi dan sebagai tempat aktualisasi dari rumah. Eh sekarang jadi dapet bonus karena bisa berpenghasilan dari blog hihihi "aku jadi curhat 😂
Kalo ngomongin honor, tulisan yg dibayar via paypal belum bisa kuambil gara2 honornya $10 dan kl mau ngambil min.$10. Sayangnya honorku jd $9 berapa gitu krn kena admin dan nggak bisa diambil. KZl deh. Astaghfirullah.
dari jaman sekolah tuh aku udah suka nulis, dan dulu mulai ngeblog dari jaman blogspot, terus multiply sayangnya semua akun-akunku udah entah kemana juga lupa email dan passwordnya
Eh kayaknya aku bisa sih mba. Iya ada potongan admin dari Paypal terus aku tarik ke rekening lokal bisa kok mba (ada potongan admin lagi) wqwq
Ya Allah sampai ke warnet untuk perjuangan nulisnya luar biasa Mbak 🔥
Itu berarti memang semangat nulisnya sudah keren, tinggal konsisten terus (reminder diri sendiri nih wkwkw)
Semangat nulis kitaaaa, semoga tulisan kita bermanfaat juga aamiin
Saya jadi teringat tahun2 pertama berani mengirimkan karya tulis ke media, alhamdulillah banyak yang dimuat. Korannya saya kumpulkan dan simpan bagian yang ada tulisan sayanya. Tapi sayang, pas pindahan kos waktu S1 dulu gak tau lagi arsipnya ke mana, padahal itu amat berharga sebagai rekam jejak kepenulisan saya.
Kalau sekarang sih nulis di blog aja, meski honornya jauh lebih besar dari waktu menulis di koran, bisa menulis di media cetak itu bahagianya beda. Btw, terima kasih sudah berbagi cerita Mbak. Semangat berkarya!
Mbaaak.. Rasanua hampir samaa. Terutama di bagian suami udah paham bahwa profesi kita bukan sekadar main-main dan ngabisin waktu istirahat.. Hihi. Suami sy pun diam-diam membagikan postingan blog sy ke temen-temen kantornya. Secara nggak langsung dia udah bilang bangga *duh terharu secara sy cuma IRT biasa yang punya impian luar biasa. Semangat buat kita 🤗
Ternyata manfaat menulis banyak sekali ya kak, selain itu bisa bermanfaat juga untuk orang lain, terus sebagai penulis nambah terus ilmunya ya . Btw itu ada ya yang tega udah nulis terus belum dibayar, keterlaluan ga tau ya perjuangan menulis itu.
Paparannya bener banget mba. Sekarang ini banyak influencer bergeser ke media yang lebih populer, seperti YouTuber atau Tiktoker. Bloger pun gak sedikit yg bergeser, sehingga semakin malas menulis. Nah, mempertahankan mood untuk tetap eksis ngeblog itu wajib banget.
kendala menulis aku sih pasti writers block, terus moody-an jugaaaa. Huhu. tapi nulis blog itu juga banyak manfaatnya ya mbaaaak..
Iya banget, Mbak Tam. Setuju aku kalo abis membereskan satu tulisan tuh rasanya puas dan legaaaa banget. Berasa kayak plong aja gitu.
Makanya nulis blog jadi terapi banget.
Banyak banget emang manfaatnya menulis blog tuh.
Itu nyesek banget ih kalo ngerasain kehilangan apalagi honor yang udah susah didapatkan. Semoga dapat gantinya yang lebih baik ya, Mbak 🙂
Benar mbak, ada banyak banget alasan kenapa kita menulis blog. Kalau udah mulai malas ngeblog, kadang saya mengingat lagi alasan-alasan ini.
Bisa bayangin kayak apa nyeseknya Kak honor sebilan ilang.
Terus semangat Kak, semoga semakin berkah
Upgrade skill menulis, itu yang kita lakukan saat ini mbak
Hi mba Tami, salam kenal. Terima kasih sebelumnya sudah mampir ke blog saya, jadi membuat saya punya teman baru sekarang 😆
Eniho, membaca tulisan mba sangat menyenangkan dan mengalir, tau-tau sudah sampai ke bawah. Susunan bahasanya ringan namun sarat makna. Sepertinya saya perlu belajar banyak dari mba 😍 hehehehe.
Pada beberapa part yang mba bagikan di atas, saya bisa relate sebab saya merasakan hal serupa. Buat saya, menulis itu bagian dari healing program. Kalau sedang penuh isi kepalanya, saya akan menulis untuk mengeluarkan isinya agar kelak bisa diisi lagi "kepalanya" dengan hal-hal lain dan circle pun berlanjut sampai kadang kepala saya panas 😂 however, saya nggak pernah bosan menulis dan membaca, entah kenapa ada kebahagiaan tersendiri di sana, especially dalam dunia blog karena saya bisa belajar dari pengalaman yang teman-teman tuliskan. For free pula. Padahal pengalaman itu guru paling berharga tapi justru bisa didapat cuma-cuma hanya dengan rajin berkunjung ke blog teman-teman 😁
Semoga dengan hal-hal positif yang mba Tami dapat dari dunia blog, membuat mba semakin semangat dalam berkarya ~ dan semoga mba Tami bisa semakin sukses ke depannya 😆💕